Thursday, December 5, 2013

Arti Penting UKM dan Bagaimana Membantu Pertumbuhannya



Bukan hanya di Indonesia, di berbagai negara, usaha kecil menengah (UKM) juga memainkan peranan vital bagi perekonomian masing-masing. Studi yang dilakukan oleh World Bank tahun 2011 menemukan, negara berpenghasilan tinggi pun 66 persen dari angkatan kerjanya terserap oleh UKM. Angka ini lebih tinggi lagi pada negara berpenghasilan rendah, yakni 78 persen.

Lebih jauh, dari riset berbasis eksperimen penanaman investasi langsung dari Small Enterprise Assistance Fund (SEAF) di Amerika Latin, Eropa Tengah, dan Eropa Timur, ditemukan bahwa setiap dolar yang ditanamkan lembaga ini di UKM menambah perputaran uang sebesar 12 dolar di komunitas lokal terkait. 72 persen lowongan kerja menampung tenaga kerja yang cenderung tak memiliki keahlian khusus, atau dengan kata lain mereka yang tak sanggup mengenyam pendidikan formal.

Produk-produk UKM Indonesia

Terlepas dari kontribusinya yang penting menjamin aktivitas ekonomi dunia, ada negara-negara di mana UKM disulitkan untuk berkembang oleh lingkungan sekitarnya. Persoalan utamanya, umumnya, adalah dihalang-halanginya para pelaku UKM untuk memperoleh dana pinjaman guna memulai atau mengembangkan usahanya. Mereka dianggap peminjam yang memiliki risiko tinggi tidak mengembalikan. Padahal dari bank data IFC dan McKinsey, di antara negara-negara berkembang hanya 1 dari 5 UKM yang tidak membutuhkan pinjaman.

Nah, ada pula yang sebaliknya. Ada negara-negara di mana UKM mendapat lingkungan yang baik dan kondusif untuk bertumbuh subur. Di antara negara yang memberikan UKM tempat sepantasnya sebagai tulang punggung perekonomian masyarakat adalah Bolivia. Negara ini memiliki BancoSol, bank swasta pertama di dunia yang mendanai kegiatan-kegiatan warga kelas menengah bawah. Didukung oleh pemerintahannya, bank swasta ini berdiri pada tahun 1992. Terbukti sukses dengan berbagai produk pinjamannya, BancoSol melahirkan tren pembiayaan mikro di negara ini. Muncul berbagai lembaga pembiayaan mikro dan bunga pinjamannya rata-rata kini berada di bawah 20 persen, salah satu yang terendah.

Contoh lainnya adalah Mexico, dengan FIRA, lembaga pembiayaan pembangunannya. Lembaga bentukan pemerintah ini membantu menjembatani para petani agar dapat memperoleh modal dari lembaga-lembaga pembiayaan formal. 

Namun contoh paling terkenal tak lain adalah di Bangladesh, dengan Grameen Bank-nya. Didirikan oleh Muhammad Yunus, yang pada akhirnya meraih Nobel Perdamaian 2006, Grameen Bank memfasilitasi warga kurang mampu dengan sistem pinjaman yang ringan dan kini lembaga tersebut sudah secara rutin menyediakan layanan keuangan bagi 3,2 juta warga miskin. Pengembalian pinjaman pun mencapai 95-98 persen, angka luar biasa tinggi yang bahkan tak pernah tercatat dalam perbankan konvensional.

Muhammad Yunus


Dengan 2,5 miliar warga masih belum memiliki akses ke lembaga peminjaman, kita tahu bahwa UKM di berbagai penjuru masih berjuang keras bahkan untuk sekadar berdiri atau bertahan. Dunia, karenanya, memerlukan Grameen Bank, BancoSol, FIRA baru, dan tentu saja negara-negara yang mau memercayai kelompok rentan ini.

Sumber: http://www.tokoon.com/Home/Beranda

No comments:

Post a Comment